Senin, 03 Maret 2014



Hari Ke- 4 Half Day Tour (Jum’at, 5 April 2013)
Keesokan harinya, kita terbangun, seperti biasa aku yang mandi duluan dan menunggu Made, dan Bima. Selesai mandi ku kemas semua perlengkapan. Termasuk baju kotor ku lalu kita ke luar untuk makan pagi, namun aku tak ikut makan. Selesai semua makan pagi, semua di minta untuk bersiap perjalanan untuk study tour terakhir dan dilanjutkan perjalanan kembali ke Solo. Aku bawa koperku dan ku masukan ke bagasi bus, sedangkan tas ku, ku bawa ke dalam bus.  Kitapun segera berangkat.
Pagi ini kita akan pergi ke tempat oleh-oleh Cening Bagus, di dalam perjalanan kita dipandu oleh Mbok Ayu yang menggantikan Mbok Wayan yang sakit. Mbok Ayu menceritakan tentang sejarah Dewa Wisnu. Tak lama kemudian kita sampai di tujuan. Kesalahan ku karena tadi pagi aku tidak makan menyeebabkan badan ku jadi tidak enak. Semua mulai turun dari bus, aku masih di dalam. Cukup lama aku di dalam bus akhirnya aku turun dan membeli oleh-oleh kacang disko. Di dalam Cening Bagus ku mencari Made, dan Bima namun tidak ketemu, dan ternyata mereka berdua sudah ada di bus. Waktu terus berjalan. Waktunya untuk melanjutkan perjalanan ke objek wisata lain.
Selanjutnya kita meuju objek wisata Bedugul. Bedugul merupakan sejenis danau di Bali. Di sana kita akan makan siang, dan melaksanakan ibadah sholat jum’at. Perjalanan menuju Bedugul cukup jauh, di saat inilah kesehatanku melemah. Sepanjang perjalanan ku mabuk, karena kesalahan ku yang tidak makan pagi, dan jalan menuju Bedugul yang berkelok-kelok. Perjalanan yang harusnya menyenangkan menjadi sangat menyedihkan, dan waktu yang lama menyiksaku yang harus melawan rasa sakitku. Di dalam perjalanan ku ditolong panitia, dan akhirnya tempat yang dituju telah sampai, aku menuruni bus dengan wajah lemas. Dan juga kita harus berjalan menuju rumah makan, dalam perjalanan ke rumah makan aku di minta makan, dan minum obat. Sampai di rumah makan aku merasa tidak napsu makan, namun agar perjalanan ini menjadi menyenangkan aku paksakan diriku untuk makan dan meminum obat yang diberi Bu Sapto. Selesai makan siang, kita di perintahkan untuk segera kembali bus untuk sholat jum’at. Letak masjid dengan rumah makan cukup dekat, tak sampai 30 menit, kita sudah sampai di masjid. Bus akan parkir di seberang masjid, lalu kita semua turun dari bus dan segera mengambil air wudlu. Aku dan Made yang di tinggal Bima wudlu bersama, dan saat selesai wudlu kita segera berjalan menuju masjid, namun belum sampai di masjid, para jama’ah sholat sudah mulai berdiri, dan jalan masuk ke masjid tertutup para jama’ah. Jadi kita bingung, dan akhirnya sholat jum’at sudah selesai aku dan Made tidak jadi sholat dan berjalan menuju bus. Di dalam bus ku mulai merasa nyaman, dan perjalanan di lanjutkan.
Selanjutnya kita akan menuju ke Pelabuhan Gilimanuk, untuk menyeberang ke Pelabuhan Ketapang. Dari Bedugul menuju pelabuhan akan memakan waktu yang lama, maka aku habiskan waktu perjalanana itu dengan tidur. Sesampai di pelabuhan, aku dan Made turun dan berjalan memasuki kapal, kita berhenti di lantai 2 kapal, dan aku duduk di samping Bu Sapto, sedangkan Made berdiri. Tak lama kemudian kita sudah dapat melihat pelabuhan Ketapang Banyuwangi, sedangkan 2 bus lain sudah melabuh, dan bus kita sedang menunggu tempat untuk melabuh.
Selesai berlabuh kita segera melanjutkan perjalanan agar tidak keburu malam, kita akan berhenti sejenak di Situbondo untuk istirahat, sholat, dan makan. Dari pelabuhan menuju ke Situbondo tidak terlalau lama, pukul 19.30 kita sudah sampai di rumah makan. Sampai disana kita disambut dengan derasnya hujan, kita makan setelah itu dilanjutkan dengan beribadah. Selesai makan aku dan Made langsung menuju masjid di depan rumah makan di susul oleh Bima dan teman yang lain. Di sana aku dan Made bertemu dengan Arinda dan Dita, selesai sholat aku, Made, Bima kembali ke bus, saat mau masuk bus kita melihat Arlita yang terbaring lemah di dalam rumah makan. Kitapun masuk dan melihat keadaan Arlita yang lemah, namun kita diminta oleh guru-guru untuk masuk bus, akhirnya kita masuk bus saat aku mau duduk aku tak lupa untuk mengembalikan payungnya Dela yang tadi dipinjam guru. Arlita akhirnya dibawa masuk ke dalam bus dan dirawat sepanjang perjalanan. Selanjutnya kita akan segera berangkat ke Solo. Dalam perjalanan sebagian dari kita tidur termasuk aku. Di tengah perjalanan tepatnya sekitar pukul 05.00 kita berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat subuh, selesai sholat subuh kita segera berangkat lagi. Sampai di Plaza Palur kita berhenti karena salah satu teman ku dan Bu Sutinah rumahnya di Palur, tak lama kemudian bus mulai berjalan lagi dan mulai memasuki wilayah kota Solo. Pukul 06.30 kita sudah sampai di SMP Negeri 10 dan satu-persatu siswa mulai pulang ke rumah masing-masing begitu juga dengan ku yang dijemput ayahku dan berakhirlah acara study tour kali ini.



     Hari Ke- 3 Full Day Tour (Kamis, 4 April 2013)
Keesokan harinya, ku dibangunkan Reyhan dan ketika aku terbangun aku kaget dan heran karena semalam aku tidur di atas ranjang, kenapa aku terbangun di atas lantai. Tak hanya aku, Bima juga pindah tempat yang semula sebelahku menjadi di sebelah Reyhan. Namun itu tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah antrian kamar mandi. Aku yang bangun paling terakhir mendapat jatah mandi duluan, seleseai ku mandi giliran Ardi yang mandi, Ardi selesai barulah Bima, Bima selesai Annas dapat giliran, dan Reyhan dapat jatah yang terakhir, karena Made memilih mandi di kamanya sendiri. Aku menyiapkan apa saja yang akan ku bawa dalam tas gendongku, karena hari ini ada jadwal ke pantai maka aku bawa baju ganti buat jaga-jaga. Sebelum berangkat kita akan makan pagi dulu aku, Bima, Made makan bertiga di tepi hotel, aku hanya mengambil makan sedikit, itupun juga tidak habis. Seusai makan aku segera mengambil tas dan ku letakan dalam bus, seperti biasa aku selalu memakai kain di hidung dan mulutku tak lupa juga ku ambil kunci kamar. Semua siswa sudah siap, waktunya untuk berangkat.

Tujuan kita yang pertama adalah objek wisata Monumen Badjrasandi, perjalanan dari hotel ke objek wisata tidak memakan waktu yang lama, saat semua sudah duduk, slah satu temanku cewek ku mengajak tuker tempat, aku turuti saja apa maunya. Jadi sepanjang perjalanan ke objek wisata Bima duduk dengan Bunga dan aku duduk bersebelahan dengat teman cewekku, Dela namanya yha layaknya teman-teman yang lain aku berbincang-bincang dengannya tapi hanya sebentar, mulutku tak mampu berkata banyak saat aku berhadapan dengannya. Namun hal itu begitu cepat untuk selesai, karena kita sudah sampai di tujuan. Bus yang kita tumpangi tidak parkir di depan monument, jadi kita harus berjalan kaki menyusuri taman untuk sampai di monumen. Sampai di depan monumen ternyata belum dibuka, jadi sambil menunggu buka semua rombongan SMPN 10 berfoto bersama tak lama kemudian monumen sudah di buka, namun bagi wanita yang sedang halangan tidak boleh naik ke atas karena merupakan tempat suci, karena saat itu aku membawa tas banyak yang nitipin barangnya ke aku salah satunya Pak Sigit. Karena Pak Sigit tidak ikut ke atas maka akupun juga tak ikut, jadi di sini aku hanya menunggu teman-temanku saja, setelah selesai kelas 8G berkumpul dan beristirahat. Tak lama kemudian kami berjalan menuju tempat parkir bus, sesudah semua rombongan menaiki bus, kita baru akan berangkat.
Objek wisata yang akan kita kunjungi selanjutnya adalah Pantai Sanur, dalam perjalanan aku dan Bima bebincang-bincang selagi mendengarkan panduan dari Mbok Wayan, Pantai Sanur merupakan salah satu pantai yang terkenal di Bali. Perjalanan menuju Pantai Sanur tidak terlalu jauh, jadi tidak memungkinkan untuk ku tidur, aku hanya mendengarkan penjelasan dari Mbok Wayan, di Pantai Sanur ini juga tidak boleh untuk berenang. Sesampainya di Pantai Sanur bus parkir lumayan jauh dari pantai, jadi untuk ke pantai kita harus berjalan kaki dalam perjalanan menuju pantai aku, Made, Bima bertemu dengan Ardi, Kartika, Dela dan yang lainya. Ardi asyik foto-foto, sedangkana yang lain hanya bisa lihat-lihat dan main pasir pantai. Tak lama kemudian kita di beritahukan untuk ke tempat parkir bus karena perjalanan akan di lanjutkan, Pak Sigit, dan rombongan 8G beristirahat di tepi laut. Agar tidak menhambat jadwal, kita segera berangkat menuju Desa Kertalangu untuk makan siang,  
Desa Kertalangu adalah sebuah toko berbagai sovenir dari Bali, seperti makanan, pakaian, dan acsessoris. Di sanan kita akan di beri waktu untuk berbelanja, dan makan siang perjalanan dari Monumen Badjrasandi ke Desa Kertalangu tidak terlalu jauh, dalam perjalanan Mbok Wayan mengajari bahasa Bali yang di terjemahkan ke bahasa Jawa, tak hany itu Mbok Wayan juga memberi teka-teki. Namun tak terasa kita telah sampai, bus 4 parkir di dekat pintu masuk toko, setelah semua turun aku, Bima, dan Made mencari oleh-oleh untuk ayahnya Bima. Lalu dia memilih membali kacang Bali aku membeli ikat kepala khas Bali atau yang biasa di sebut udeng. Selesai berbelanja kami menaruh belanjaan dulu ke dalam bus dan keluar lagi, ku melihat ada yang jual es buah, karena keliatan enak ku beli 1 porsi, panitia membaritahukan untuk makan siang di belakan toko. Aku, Bima, Made berjalan menuju ke sana di sana kita bertemu Kartika, Dina, Arinda, dan Dita. Tak seperti biasanya Kartika daan Dina tidak bersama dengan Dela dan Safitri, Bima dan Made mengambil makan, aku tidak karena aku tidak napsu makan hari ini, di saat Made dan Bima mengantri aku Kartika dan yang lain bercerita tentang kenapa Dela dan Safitri tidak ikut dengan mereka. Tak lama kemudian Mad, Bima di tambah lagi dengan Ardi datang, walau makan siang sudah habis namun kita masih duduk di sana untuk bercerita, seketika itu Dela, Safitri, Anggie, dan Bunga berjalan meninggalkan tempan makan, ku sempat memanggil Dela, namun dia hanya menengok sebentar. Waktu kita di Desa Ketalangu sudah habis, waktunya untuk melanjutkan ke objek wisata lain.
Tiba saat nya untuk berbelanja di Pasar Seni Sukowati. Di sini kita akan belajar untuk menawar harga sebesar mungkin. Kata Mbok Wayan jika kita menawar harga sebaiknya menawar dengat besar 80%. Karena harga yang ditentukan di pasar itu dapat sesekali menipu. Tak lama kemudian kita sudah sampai di kawasan Pasar Seni Sukowati baru masuk sebentar kita sudah ditawari dengan berbagai harga. Aku, Ardi, Made, Bima, Reyhan, Dina, Dela, Kartika, Bunga, dan Dita berencana membeli baju yang sama semua. Namun kita dapat baju yang cukup mahal, kita beli 12 baju dan yang mau beli cuma 9 orang, akhirnya aku bayar tiga kali lipat, namun ada satu yang dibeli Wisnu jadi aku punya 2 baju sama. Gag samapai di situ saja kita juga tidak lupa untuk membelikan anggota keluarga. Seusai belanja kita semua kembali ke bus, dan melanjutkan ke Joger.
Joger merupakan toko oleh-oleh paling terkenal di Bali, dan juga merupakan pabrik kata-kata. Di Joger kita akan di periksa apakah ada yang memakau pakaian Joger yang tidak asli. Dalam perjalanan ke Joger kita diberi tahu Mbok Wayan bahwa kita tidak boleh langsung ke Joger, tetapi kita akan diturunkan di tempat rumah makan malam nanti dan menaiki ankutan umum untuk ke Joger dan di lanjutkan ke Pantai Kuta. Tak lama waktu berselang kita sampai di tempat pemberhentian bus, dan langsung manaiki angkutan untuk segera ke Joger. Aku, Bima, Made, dan Ardi naik angkutan yang sama, setelah sampai kita langsung masuk ke dalam Joger dan segera mencari teman lainnya seperti halnya di Sukowati di Joger kita juga berncanan beli sandal Joger yang sama. Dan semua setuju, kita semua mencari ukuran yang sesuai. Setelah semua selesai memilih ku yang di suruh mengantri, ku mengantri di kasir depan, tak cukup lama ku selesai mengantri. Ku bawa belanjaan itu dan mencari Bima dan Made, hampir ku kira mereka meninggalkan ku, ku bertemu dengan mereka, lalu kita melihat-lihat sebentar dan bertemu Kartika dan Dita, saat itu Dita sedang ingin mengantri, dan lalu aku menawarkan diri biar aku yang ngantriin dan Dita juga sejutu, waktu aku mau ngantri, ku melihat Dela yang sedang menunggu banyak antrian, sebagai teman yang baik aku merasa tidak enak melihat Dela yang mengantri terlalu lama, maka dari itu aku gantiin aja posisi Dela dan biar Dela gabung sama temen-temen. Akhirnya Dela mau, dan aku mengantri di tempat antrian 3 karna ku pikir akan lama, ku pindah saja ke tempat antrian 1 bukanya tambah cepet sama aja lamanya. Sesekali Dela menhampiriku namun ku katakan padanya “tidak apa-apa kok, kamu ke sana saja”, dan satu persatu antrian mulai berkurang. Pada saat tinggal satu antrian, tiba-tiba datang salah satu guruku, Bu Rukat namanya tanpa memikir perasaan pengantri yang ada di belakang-belakangku dia menyerobot sambil berkata “ehh, Akbar ibu tak di belakan mu ya,” dan ku lihat wajah pengantri lain yang engga seneng klo diserobot. Sebenere aku mau ketawa tapi, masak ngetawain guru sendiri. Selesai sudah mengantrinya, sambil berjalan kaluar Joger ku tanya Dela “mana Bima, Made, Ardi ?” dan dia bilang “Udah duluan tadi” dengan tergesa-gesa ku perlahan meninggalkan Dela, Dina, dan Bunga lalu mencari angkutan yang ku tumpangi.
Setelah ketemu langsung saja kita berangkat ke Pantai Kuta sesampainya di Pantai Kuta. Aku, Made, Bima, dan Ardi tidak langsung masuk tapi menunggu rombongan 8G di luar, tak cukup lama untuk menunggu akhirnya yang ditunggu sudah sampai. Aku, Made, Bima, Ardi, Dina, Bunga, Kartika, Dela, Arinda, Dita segera melepas sandal tas dan barang-barang untuk menikmati deburan air Pantai Kuta, kita semua menulis nama di pantai dan berfoto-foto, sangat happy ending hari ini yang tadinya melelahkan terasa begitu menyenangkan seketika tiba di Pantai Kuta.

Pak Sigit menyuruh untuk kelas 8G berkumpul, dan di larang untuk membasahi pakaian sambil sambil cerita-cerita kita juga main pasir. Hari mulai larut petang, kita segera menaiki angkutan supaya kembali ke tampat parkir bus untuk makan malam, namun aku tidak ikut makan malam aku hanya menunggu teman-teman di bus. Dan waktu makan malam sudah berakhir kita segera menaiki bus untuk segera kembali ke hotel.
Dalam perjalanan menuju hotel menempuh waktu yang lumayan lama namun waktu terasa cepat dan perjalanan sudah berakhir, bus mulai masuk ke halaman hotel. Kita semua turun dari bus dan segera pergi ke kamar masing-masing aku, Bima, Made, Ardi, Reyhan dan Annas masuk kamar dan aku dulu yang mandi, setelah aku mandi aku menunggu Made, dan Bima untuk mandi. Kita mau menengok Arlita yang katanya sedang sakit, selesai menunggu mereka kita segera menengok ke kamarnya Arlita. Lalu kita kembali ke kamar mengambil belanjaan untuk kita bagikan ke kamar Kartika. Ardi juga ikut, sampai di sana kita membagikan belanjaan dan berencana menengok Arlita lagi. Di tengah perjalanan, kita bertemu Bu Sapto yang juga mau ke kamarnya Arlita. Sampai di depan pintu kamar ku buka ternyata banyak orang dan akhirnya kita dimarahi karena menengok orang sakit dengan oran jumlah banyak. Kita semua di minta untuk kembali ke kamar masing-masing. Aku, Bima, Made, Reyhan, Annas, dan Ardi masuk ke kamar, dan menyiapkan perlengkapan di koper maupun tas buat check out besok. Seusai menyiapkan semua perlengkapan, handphone ku berbunyi, ku liat ternyata Kartika menelpon Made. Langsung saja ku berikan ke Made, di angkatnya dan Kartika bilang mau ngajak makan ke KFC. Aku dan Made menunggu di depan hotel, yang keluar dari hotel bukanya Kartika tapi Anggie, Bunga, dan Dita. Kita berencana buat keluar dari lingkungan hotel, namun ketika kita sudah di luar Bu Sapto menghampiri kita dan kita di marahi, kemudian kita duduk di depan hotel berencana memesan KFC, namun tidak tau nomornya kemudian Wisnu, Bima dan Bian juga ikut pesan. Tak lama kemudian Pak Sigit datang dengan temannya, kita minta tolong ke Pak Sigit buat membelikan KFC, Pak Sigit mau dan segera berangkat dengan membawa uang dari kami. Lalu Kartika keluar, tak lama menunggu Pak Sigit datang dengan membawa makanan. Pak Sigit memberikan makanannya beserta kembaliannya, dan kita di minta untuk makan di kamar saja. Aku, Made, Bima, Bian, dan Wisnu makan di kamarnya Wisnu. Selesai makan aku, Bima, dan Made menuju ke kamar di sana ada Ardi, Fajri, Reyhan, dan Annas.

Lalu ku masuk dan kemudian Ardi dan Fajri pindah ke kamarnya Wisnu, di saat mau tidur, Bima menelpon Arlita. Karena terlalu keras menelpon, Annas kemudian terbangun dan pindah ke kamarnya Wisnu. Merasa mengganggu Bima mematikan telponnya dan tidur, begitu juga aku.

Hari Ke- 2 Full Day Tour Pulau Bali (Rabu, 3 April 2013)
Ke esokan harinya, aku dan teman-teman terbangun. Panitia menganjurkan kita untuk segera mandi, aku langsung turun dari bus dan memandang sekitarku, Bima dan Made kemudian turun. Kita bertiga mengambil perlangkapan mandi di koper, kesulitan mencari koper kita rasakan karena koper Bima berada di dalam tumpukan beberapa koper lain. Selesai mengambil perlengkapan, kita menuju kamar mandi, aku dan Bima jalan duluan. Sampai di kamar mandi aku dan Bima membuat kesepakatan yaitu Bima mandi aku menunggu dan menjaga perlengkapan, dan sebaliknya. Aku menunggu Bima yang mandi tak cukup lama, kemudian giliran Bima yang menunggu aku mandi. Selesai aku mandi, kita berjalanan menuju bus. Namun kita teringat untuk menunggu Made selesai mandi, setelah selesai menunggu Made kita bertiga segera menuju bagasi bus untuk menaruh baju kotor ke dalam koper. Selesai sudah pekerjaan kita, sambil menuggu kelanjutan pemberitahuan dari panitia kita betiga duduk-duduk sambil makan jajanan. Seusai makan, kita jalan-jalan sejenak dan kemudian kita diberitahukan untuk segera menuju pantai untuk melihat matari terbit. Perjalananan ke pantai tidak terlalu jauh, sampai di pantai kita langsung turun dan melihat lihat pemandangan. Di pantai itu ada 2 buah gua, yang satu untuk ritual adat Bali, yang satunya lagi ada “Ular Suci” di pantai itu kita berfoto-foto, bermain pasir, bermain air, lama kemudian kiat melihat sebuah ritual adat dari Bali yang di lakukan di pantai tersebut. Waktu makan pagi telah tiba, kita menuju sebuah toko baju, dan kita di beri stiker sebagai tanda peserta SMP N 10, makan paginya dilakukan di dalam toko baju tersebut. Aku, Made, dan Bima masuk ke toko bersama, mengantri bersama, dan juga makanpun kita bersama. Selesai makan kita langsung menuju bus untuk segera melanjutkan ke objek wisata lainnya. Peserta sudah masuk ke bus masing-masing bus segera berangkat.
Kita akan menuju objek wisata Tanjung Benoa, Tanjung Benoa ini adalah objek wisata layaknya pantai namun di sana terdapat berbagai wahana permainan air, dan juga di Tanjung Benoa ini kita bisa mengunjungi Pulau Penyu. Dalam perjalananan menuju Tanjung Benoa kita di pandu oleh Mbok Wayan, Mbok Wayan ini adalah pemandu wisata Pulau Bali di bus 4, beliau akan memandu kita selama kita berada di Pulau Bali. Dalam perjalananan, Mbok Wayan bercerita banyak tentang sejarah dan adat istiadat Pulau Bali, tak hanya bercerita namun beliau juga mengajari kita bahasa daerah Bali. Tak terasa kita mulai memasuki kawasan objek wisata Tanjung Benoa, kita mulai menuruni bus dan menuju ke pantai untuk berangkat ke Pulau Penyu, namun aku tidak ikut ke sana. Aku hanya menunggu di dekat bus bersama Ivan, Egga, dan Adam, kita juga akan makan siang di sini. Namun aku tak ikut makan siang, entah mengapa badanku merasa tidak enak maka dari itu aku tidak ikut makan siang.

Seusai makan siang, kita melanjutkan perjalananan menuju objek wisata selanjutnya, yaitu Pantai Dreamland, Pantai Dreamland ini termasuk pantai yang terkenal di Bali. Pantai ini terkenal dengan ombaknya, namun dalam perjalananan Mbok Wayan menganjurkan kita untuk tidak mandi di Pantai Dreamland tersebut, di Pantai itu kita hanya diperbolehkan main air di sekitar pantai saja,  bus yang kita tumpangi akan parkir sedikit jauh dari tempat kita turun. Sampai di pantai aku, Bima, Made, Ivan, Bian, Adam, Egga, Reyhan, Fajri, langsung pergi ke sebelah sisi lain pantai dreamland untuk bermain air. Lupa akan pemberitahuan dari Mbok Wayan, pakaian kita basah semua, tak lama kemudian kita diberitahukan untuk segera ke tempat tunggu bus, di sana kita di marahi Pak Sigit habis-habisan karena melanggar ketentuan. Kita juga di abaikan sejenak. Kita di beri waktu ganti sebentar, tak perlu waktu lama kita sudah mulai meninggalkan kawasan objek wisata Pantai Dreamland dan melanjutkan ke objek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Perjalanan menuju GWK tidak terlalu lama, hanya saja ku sempat tertidur, selama perjalanan Mbok Wayan menerangkan banyak sekali tentang Bali, mulai dari adat, sejarah, bahasa, dan juga arti kata Bali. Tempat yang dituju sudah dekat semua bersiap untuk turun dari bus. Di objek wisata ini kita akan melihat acara pementasan tari. Tapi sebelumnya kita dipersilahkan untuk melihat-lihat patung Wisnu dan patung Garuda. Aku, Fajri, Reyhan dan Wisnu terpisah dari rombongan kelas 8G kita berempat naik untuk melihat patung Dewa Wisnu, lalu  kemudian turun melihat patung Garuda. Aku dan Reyhan lalu berjalan bekeliling sambil mencari rombongan kelas 8G. Lama kita berkeliling akhirnya kita bertemu juga, seusai bertemu dengan rombongan, aku berserta rombongan naik lagi ke patung Dewa Wisnu, sungguh terasa capek kakiku ini menaiki satu-persatu anak tangga yang harus ku naiki, namun capek itu terobati dengan senyuman teman wanita ku, sampai dia atas kita foto-foto sebentar dan kemudian di lanjutkan ke patung Garuda, dan berjalan ke sana melewati tangga lagi. Sampai di patung Garuda semua siswa 8G di kumpulkan dan foto bersama di bawah patung Garuda, cukup banyak pose gerakan yang di foto. Seusai foto-foto kita beristirahat di halaman bawah sambil menunggu pemberitahuan labih lanjut. Untuk mengisi waktu luang, dengan meminjam kameranya Pak Sigit, aku iseng-iseng mengambil beberapa gambar teman-temanku yang  sedang bergaya kocak. Hari mulai petang, kami mulai memasuki tempat pementasan, kita menyaksikan 2 pertunjukan tari, yang pertama kita melihat pertunjukan tari di mana si penari mengajak salah satu dari penonton untuk ikut menari di panggung. Ketika si penari hendak memilih untuk diajak ke panggung, semua siswa lantas menyarankan untuk mengajak Pak Sigit. Mendengar teriakan siswa, Pak Sigit langsung meninggalkan tempat pertunjukan. Pertunjukan tari yang ke- 2 menceritakan tentang kisah dari Ramayana, yang di perlihatkan tentang kekuasaan Prabu Rahwana, yang menculik Dewi Sinta. Waktu terus berlalu, hari mulai malam, pertunjukan juga sudah selesai, semua rombongan SMPN 10 segera menuju bus masing-masing.

Kita akan menuju Hotel Nuansa Denpasar untuk check in, sebagai tempat penginapan semua rombongan SMPN 10. Perjalanan dari GWK menuju hotel sukup lama, dalam perjalanan yang aku lakukan hanya tidur. Tak terasa kita sudah sampai, Bima segera membangunkanku, kita turun dari bus dan mengambil koper masing-masing dari bagasi. Koper sudah ku ambil, lalu aku mencari tempat pengambilan kunci kamar, dan ternyata aku salah masuk, yang aku masuki adalah hotel bagian cewek. Lalu aku kembali ke bus agar dapat bersama dengan yang lain, dan ternyata di sekitar bus sudah tidak ada orang. Akhirnya aku diberi tahu jalan oleh ibu/bapak panitia. Sesampainya di depan hotel, aku mencari Ardi, Annas, dan Bima, mereka adalah teman sekamarku, lalu aku melihat Bima sedang berjalan dan langsung saja ku hampiri dia. Lalu ku dikasih tahu letak kamar kita, di dalam kamar sudah ada Annas dan Ardi yang mengecek keadaan kamar. Langsung saja ku letakan koperku, dan tasku di lantai dan juga tanpa pikir panjang ku langsung berbaring di tempat tidur. Hari makin malam, kamar mandi jadi rebutan, dan akhirnya Ardi dulu yang dapat menikmati dingin/hangatnya air hotel. Selesai sudah waktu mandi Ardi, giliranku untuk membasahi tubuhku ini dengan segarnya air hotel. Usai sudah giliranku mandi, aku kenakan pakaianku dan keluar dari kamar mandi. Giliran Bima untuk mandi, sambil menunggu Bima aku membereskan perlengkapan ku di koper maupun tas, dan juga tak lupa untuk megatur rambutku agar terlihat keren. Bima keluar, Annas giliran masuk. Tak lama kemudian waktu makan malam tiba, aku dan Bima keluar duluan tak lupa juga mengajak Made, kita segera mengambil makanan dan makan di tepi-tepi hotel. Selesai makan kita bermaksud untuk meminta sabun cuci di kamarnya Arlita karena yang tau kamarnya Arlita Annas, dan Annas masih makan maka aku dan Bima yang memintanya. “nomer kamarnya berapa nas, ?” tanya Bima, “nomer 11” jawab Annas, tanpa basa-basi lagi ku dan Bima mencari kamar itu. Karna setahuku kamar cewek itu di pintu utama hotel, maka kita cari di situ, tanpa menyerah kita terus mencari, naik turun tangga, dan mengetuk satu-persatu pintu sudah berkali kali kita lakukan. Ternyata kamar nomor 11 itu berada di bawah dekat dengan tempat makan malam tadi. Sabun cuci sudah kita dapatkan kita kembali ke kamar kita. Made sibuk sendiri dengan urusan saudaranya yang mau menghampiri Made ke hotel. Aku, Annas, Ardi, Bima mencuci baju 8G untuk di pakai lagi besok saat check out hotel. Akhirnya saudaranya Made datang dan mengajak Made untuk makan malam di luar. Selagi tak ada kerjaan aku dan bima pergi ke salah satu kamar cewek untuk melihat, dan memastikan saja. Hari semakin malam, waktunya untuk tidur. Reyhan dia meminta menginap di kamar ku, karena daia tak betah dengen teman sekamarnya yang bermain playstation tak henti-henti. Akhirnya aku, Bima, Ardi, Annas dan Reyhan tidur sekamar, saat semua mau tidur ada suara ketukan pintu dan ku buka ternyata itu Made yang sudah pulang dari makan malamnya. Madepun juga ikut tidur sekamar dengan kita, ketika hendak mau tidur tak terlupakan untuk memasang alarm, karena suara alarm yang terlalu keras, terdengar suara ketukan pintu lagi, lalu ku tengok tak ada orang, dan ternyata yang mengetuk pintu kamar kita tadi adalah Pak Sigit. Tentu aku kaget langsung masuk kamar ku tutup pintu dengan keras dan meloncat ke ranjang. Kemudian Pak Sigit masuk ke kamar kita dan menyembunyikan stick playstation di almari kamar kita. Pak Sigit sudah keluar, waktunya untuk tidur, satu-persatu dari kita mulai tertidur.

        Hari Ke- 1 keberangkatan (Selasa, 2 April 2013)
Pagi telah tiba, “bar, akbar ayo bangun, ini udah jam berapa ?,  mau berangkat jam berapa ?” ibuku mulai ngomel, ku pura-pura tidak dengar dan melanjutkan tidurku. Namun ibuku terus meneriakiku, akhirnya dengan paksaan aku bangun dari tidurku dan berusaha untuk melawan rasa ngantukku. Aku sadar, hari ini aku berangkat study tour aku langsung bergegas ke kamar mandi, baru ku lepas bajuku ku keluar lagi untuk mengambil handuk, dari kamar mandiku ku berjalan mencari handuk, tapi ketika melewati kamar tidurku ku masuk dan mencari handphone ku untuk melihat adakah pesan masuk di handphone ku itu, ternyata tidak. Ku tinggalkan kamarku dan mencari handuk lagi, setelah ku dapatkan handukku ku dan pergi ke kamar mandi lagi, 5 menit berlalu ku keluar dari kamar mandi dan mengambil baju yang ku kenakan. Ku bercermin di kamar ibuku, ku bergaya layaknya artis, ibuku menyuruhku untuk makan dulu, ku ambil makan pagiku, tak lama setelah makan pagiku habis. Kemudian ku ambil tasku, dan koperku aku pun sudah siap. Mandi udah, rapi udah, persiapan udah,  makan pagi udah, ehh yang nganter masih tidur. Tanpa berlama-lama ku bangunkan ayahku, ayahku mulai bangun dari tidurnya dan menatapku dengan muka yang sedikit kesal sama aku karena ku bangunkan. Namun dia tidak marah, dia mencari jaketnya dan menyiapkan kendaraan.  Aku keluar dari rumahku, ku hirup udara pagi itu dengan rasa senang.
Ku mulai naik ke kendaraanku, ku gendong tasku, dan ku letakan koper di atas paha ku, pukul 06.40 ku berangkat dari rumah. Tak seperti biasanya aku melihat diriku tanpa pakaian seragam seperti yang dikenakan oleh siswa-siswa SMP lain yang aku lihat di jalan. Tak terasa aku sudah sampai di sekolah, pagi itu kuliahat banyak sekali siswa-siswi kelas 8 SMPku bersama orangtuanya masing-masing di depan SMPku dengan membawa berbagi tas dan koper.

Aku turun dari kendaraanku, ku turunkan koper dari pahaku, ku berdiri tapat di smaping ayahku.  Tanpa berlama-lama ku ucapkan salam pada ayahku dan ku tarik koperku dan berjalan memasuki gerbang SMPku, ku berhenti sejenak. Melihat banyaknya siswa yang ada disekolahku, ku jalan dengan langkah pelan sambil mencari teman sekelasku. Tak butuh waktu lama ku temukan mereka, kita kompak memakai kaos yang khusus kelas 8G. Kita berkumpul di aula barat SMPku. Ku hampiri mereka semua, ternyata sudah banyak yang datang, ku perhatikan satu-persatu, ada yang lagi foto-foto, ngobrol, nyiapin perlenkapan, dan ada juga yang nyari hanphonenya. Temanku ini aneh, kemarin malam kita udah janjian buat bawa handphone, tapi dia malah Cuma bawa casnya, aku suruh telpon ayahnya untuk ngambilin engga mau. Akhirnya, dia nitip kartu GSMnya di handphoneku, salah satu teman ku membawa kantong plastik yang isinya gelan sebagai identitas kelas 8G. Sebelumnya, Pak Sigit (wali kelas 8G) manyuruh semua siswa kelas 8G untuk berfoto bersama di tugu PGRI Lama-kelamaan teman-teman sekelasku sudah berkumpul semua. “Perhatian bagi peserta didik kelas 8G untuk berkumpul didepan aula menurut bus yang dinaiki” perintah panitia untuk semua siswa. Aku dan seluruh teman kelas 8Gku berkumpul dan baris di urutan bus ke-4. Kami di beri penjelasan dan tata tertib study tour ini. Kita semua juga di beri topi dan jadwal study tour. “Untuk kelancaran semua kegiatan, peserta diharapkan untuk memperhatikan dan mentaati jadwal yang ada”, itulah salah satu tata tertib yang disapaikan oleh panitia. Setelah selesai kami diarahkan untuk segera memasuki masing-masing bus, dan mamasukan koper-koper ke bagasi. Ku pamit lagi kepada oarang tuaku, dan berjalan menuju bus. Ku cari tempat kosong di bagasi untuk ku letakan koperku sedangkan tasku ku bawa untuk pelengkapan di bus. Setelah kudapatkan tempat kosong ku letakan pelan-pelan dan membalikan badan untuk naik bus, tapi masih banyak teman-temanku yang kesusahan mencari tempat kosong untuk kopernya, agar tidak menghambat, ku bantu satu persatu teman-temanku. Sudah semua koper dimasukan, ku langsung bejalan menaiki bus, dan mencari teman duduku. Ternyata dia sudah menunggu ku ditempat duduk kita. Ku letakan barang-barangku, ku ambil sebuah kain brwarna hijau, ku gunakan kain itu untuk menutup hidung dan mulutku. Entah dari kapan, ku tidak suka bau kendaraan seperti mobil, dan bus. Karena baunya itu bikin aku mual, jadi sepanjang perjalanananan ku akan memakai kain itu terus. Ibu, bapak panitia dan guru mulai memasuki bus. Sebelum kita berangkat, kita akan diatur sesuai tempat duduk masing-masing. Ada juga yang ditukar dengan teman yang lain dikarenakan kesahatan dan mental teman lainya yang kurang. Setelah selesai, bus siap berangkat.

Pukul 08.00 kita berangkat, disepanjang perjalanananan kita akan dipandu oleh kakak dari kru Adji Tour. Kakak ini memberi penjelasan tentang fasilitas bus, cara menanggulangi teman yang sakit, cara mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan menunjukan jalan-jalan yang akan dilalui. Di dalam perjalanananan, kita saling bebincang-bincang satu sama lain, ada yang curhat, ada yang gosip, makan cemilan, ndengerin musik, mainan handphone, banyaklah. Ku ngobrol sama teman dudukku. Bima, dia bisa disebut juga sahabatku, sepanjang siang hari, yang ku lakukan hanya bercerita tentang masalah pribadi sendiri-sendiri atau biasa disebut curhat. Hari mulai siang, kita semua mulai memakan bekal masing-masing. Tak hanya makan sendiri, namun kita saling menwarkan makanan kita satu sama lain. Bekal dari kelas 8G juga mulai dibagikan. Ada kacang, permen, roti, onde-onde, dll. Jam menunjukan pukul 12.15 waktunya untuk makan siang di daerah Madiun.

Tiba di sana kita langsung menuju tempat makan siang, sehabis makan siang, kita dianjurkan untuk sholat di masjid terdekat. Selanjutnya kita istirahat sebentar selagi menunggu semua selesai sholat. Selesai sudah istirahatnya, pukul 12.40 kita mulai perjalanananan lagi menuju rumah makan Situbondo. Dalam perjalanananan ke Situbondo, suasana bus tidak berubah, masih saja ramai dengan suara teman-teman yang berbincang-bincang satu sama lain. Belum sampai pada tujuan, kita berhenti sebentar untuk sholat maghrib di pom bensin. Selesai sholat, kita lanjutkan perjalanananan untuk singgah di rumah makan Situbondo, dalam suasana menjelang malam, bus tidak terasa hening karena, masih saja kita saling berbincang-bincang. Dalam perjalanananan, kita melewati sebuah PLTU bernama Paiton, PLTU tersebut sangat terang dikelilingi banyak lampu di gedungnya. Perjalanananan terus berlanjut, pemandangan PLTU Paiton sudah berlalu, dan kini tibalah kita di rumah makan Situbondo.
Saat turun dari bus, tubuhku terasa tidak enak, dan juga ku terpisah dari teman-temanku, akhirnya ku makan dalam suasana sepi sendirian. Selesai makan, teman-temanku pergi ke tempat pembelanjaan, namun yang aku lakukan hanya duduk-duduk tepat di depan bus yang ku tumpangi. Akhirnya, teman yang ku tunggu datang menghampiriku, akupun mengajak mereka untuk menemaniku ke kamar mandi. Di Situbondono ini kita cukup lama bersantai, karena pada saat itu tubuhku mulai gag enak, maka dari itu ku membeli sebotol air putih dan minum obat antimo. Setiap kali ku akan naik bus, ku kenakan kain yang ku pakai untuk menitupi hidung dan mulutku, namun sebelum ku kenakan, ku beri dulu minyak kayu putih di kain itu. Pada saat ku mau mengambil minyak kayu putih di saku ku, ku kehilangannya, dan akkhirnya ku pergi ke toko depan bus untuk membeli minyak kayu putih. Waktu untuk istrahat dan makan sudah selesai, kita segera berangkat menuju pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Walaupun hari sudah malam namun suasana di dalam bus masih saja terlihat ramai. Sesekali pembina ataupun panitia membaritahukan untuk istirahat namun tetap saja suasana masih terlihat ramai. Mulai di sinilah keadaan badanku sangat tidak mengenakan. Kepala terasa pusing, perut mulai mual, hanya ketenangan yang dapat membantuku.

Perjalanananan menuju pelabuhan berakhir, bus mulai memasuki pelabuhan. Seketika bus sudah berhenti, serentak kami dianjurkan untuk turun dari bus dan berjalan menunggu kapal untuk berlabuh, selagi menunggu kapal berlabuh, sidikit dari temanku membeli kaca mata di sekitar pelabuhan. Tak cukup lama kapal sudah berlabuh, kami berjalan untuk memasuki kapal. Seusai di atas kapal, ku sempat ketinggalan rombingan kelas ku, ku duduk di lantai 1 kapal. Kemudian Pak Sigit menghampiriku dan bertanya kemana teman yang lain, dan ternyata semua teman sekelasku berada di lantai 2 kapal. Aku, Pak Sigit, dan teman yang lain naik ke lantai 2 kapal. Di lantai 2 kapal terbagi menjadi dua bagian yang dipisah oleh sebuah musolla, di dekat musolla tersebut ada sebuah lorong yang menghubungkan kedua bagian tersebut. Mayoritas siswa kelas 8G berada di bagian kanan, sedangkan Pak Sigit dan teman yang lain di bagian yang kiri. Karna badan ku terasa tidak enak ku memilih untuk duduk di lorong tersebut, di tengah perjalanananan perutku terasa mual, tak hanya aku banyak dari temanku yang ikut ke lorong karena merasa mual. Teman cewekku sangat merasa mual dan takut mereka adalah Arinda dan Dita, di lorong aku di temani oleh Made. Di saat-saat seperti ini Made sangat menolongku dan teman kedua cewek itu. Aku cukup kuat untuk menahan rasa mualku namun ku prihatin dengat keadaan Arinda dan Dita, di lain tempat Anggie teman cewekku yang lain terlihat sangat lemas. Tak lama kemudian perjalananananpun sudah berakhir, kapal mulai berlabuh. Pembina dan kru membantu Dita dan Anggie yang terlihat lemas. Aku turut membantu, kita menuruni kapal dengan menggotong kedua cewek itu. Lalu aku dan Pak Sigit berjalan keluar kapal menuju tempat parkir bus. Kita beristirahat sebentar di pelabuhan, sambil menunggu keadaan Anggie dan Dita agar sudah mulai membaik.

Waktu beristirahat sudah selesai, kita segera memulai perjalanananan ke tujuan tour pertama yaitu Tanah Lot untuk transit dan makan pagi. Dalam perjalanananan, pembina menganjurkan bagi kita untuk istirahat supaya esok harinya dalam keadaan baik karena besok adalah Full Day Tour dan sampai di hotel pada malam hari. Aku kemudian beranjak tidur.
         Persiapan
Dari dua hari sebelum malam ini ku bimbang, ku selalu memikirkan ini, memikirkan apa aja yang harus aku bawa untuk study tour ke Bali. Akhirnya aku dapat memutuskan, aku bawa  makanan , obat-obatan, dan pakaian yang seprlunya saja. Satu hari sebelum keberangkatan ku masukan itu semua ke koper ku, tapi aku sedikit takut, dalam pikirku ku bertanya-tanya, apakah yang aku bawa ini cukup ?. Namun aku mendapat saran dari kedua orang tuaku, dan akhirnya ku masukkan semua itu. Aku ingat, aku belum minta uang saku buat study tour ku. Ku minta yang agak banyak gag di bolehin, aku minta sedikit langsung dikasih namun beruntungnya aku ku dapat uang saku yang cukup banyak, sekitar 500.000an lah. Malam telah tiba rasa senang mulai terasa, namun rasa tegang juga menyelimutiku. Aku hanya ingin besok ku dapat mengikuti study tour ini dengan rasa yang senang, tapi baru sebentar saja ku masih kepikiran. Aku jadi susah tidur kalau begini, ku merasa ingin segera memulai hari esok, ingin segera berangkat, dan juga ingin segera ke Bali. Ku coba pejamkan mataku untuk bisa tertidur, namun tak berhasil, tku coba cara lain. Ku hidupkan televisiku ku baringkan badanku di lantai rumahku yang dingin, alhamdulillah ku telah tertidur.